MEULABOH | BARATNEWS.CO — Aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa dan masyarakat di halaman Kantor DPRK Aceh Barat pada Senin (1/9/2025) berakhir ricuh setelah aparat kepolisian membubarkan massa dengan water cannon dan gas air mata.
Massa aksi terdiri dari mahasiswa Universitas Teuku Umar (UTU), STAIN Teuku Dirundeng Meulaboh, Universitas Nagan Raya (UNCM), serta sejumlah elemen masyarakat.
Aksi dipimpin Presiden Mahasiswa UTU, Putra Rahmat, dimulai sekitar pukul 12.00 WIB usai hujan reda.
Dalam aksinya, massa menyampaikan enam tuntutan, antaranya, pengesahan RUU Perampasan Aset, evaluasi total lembaga legislatif dan eksekutif, pencopotan Menteri Keuangan Sri Mulyani, reformasi Polri, penghentian tindakan represif aparat, serta pembebasan seluruh tahanan politik di Indonesia.
Ketua DPRK Absen
Sekitar dua jam berorasi, massa mendesak kehadiran minimal 50+1 persen anggota dewan termasuk Ketua DPRK. Namun, Ketua DPRK tidak hadir.
“Setiap kali kami melakukan aksi, Ketua DPRK selalu tidak ada. Dia sibuk pencitraan di media sosial, tapi ketika rakyat membutuhkannya, dia bersembunyi dengan seribu alasan,” tegas Putra Rahmat.
Massa bahkan menyatakan siap bermalam di kantor DPRK jika pimpinan dewan tidak kunjung menemui mereka.
Aparat Tembakkan Gas Air Mata
Situasi memanas ketika massa berupaya memasuki gedung. Aksi dorong dengan aparat tidak terhindarkan hingga polisi menembakkan gas air mata dan menyemprotkan water cannon.
Empat orang dilaporkan luka, dua di antaranya akibat pukulan aparat, satu terjatuh saat menghindari gas air mata, dan satu lainnya terkena pantulan lemparan batu. Para korban segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
“Kita harus mundur terlebih dahulu, ini sudah tidak aman. Jangan sampai ada korban lagi. Warga sekitar juga bisa terdampak,” ujar Putra Rahmat sambil mengarahkan massa kembali ke titik kumpul di Tugu Teuku Umar Batu Putih menjelang magrib.
Kritik Terhadap DPRK
Absennya Ketua DPRK Aceh Barat dinilai massa sebagai bentuk pengabaian aspirasi publik. Mereka menegaskan aksi akan terus berlanjut hingga tuntutan dipenuhi.
“Saat itu kami meminta tuntutan harus dipenuhi semua. Tapi beberapa tuntutan tidak diterima. Dan kami tegaskan akan ada aksi selanjutnya dengan massa lebih banyak,” kata Putra Rahmat. (*)
Discussion about this post