MEULABOH | BARATNEWS.CO – Ketua Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kabupaten Aceh Barat, Syahwaludin, menegaskan pentingnya penyesuaian cabang olahraga (cabor) dengan syariat Islam dan kearifan lokal Aceh. Pernyataan ini disampaikan menyusul polemik terkait masuknya permainan domino sebagai salah satu cabor di Aceh.
Menurutnya, olahraga merupakan sarana penting dalam pembinaan jasmani dan rohani generasi muda. Namun, ia menekankan bahwa setiap cabor harus sejalan dengan nilai-nilai syariat dan tradisi yang diwariskan leluhur.
“Kita sangat mendukung olahraga sebagai pembinaan generasi, tetapi setiap cabor perlu diseleksi agar tidak bertentangan dengan syariat dan tetap mencerminkan kearifan lokal Aceh,” ujarnya, Kamis (25/9/2025).
Syahwaludin menilai, olahraga yang dikembangkan di sekolah maupun masyarakat tidak hanya bertujuan menyehatkan, tetapi juga harus memperkuat akhlak dan persaudaraan. Karena itu, ia mendorong agar cabor yang dinilai berpotensi membawa dampak negatif terhadap moral generasi muda ditinjau ulang.
Ia juga meminta pemerintah daerah, KONI, dan pemangku kebijakan agar lebih selektif dalam menetapkan cabor yang dipertandingkan.
“Jangan hanya mempertimbangkan faktor tren dan hiburan, tapi juga aspek pendidikan karakter Islami serta keberpihakan terhadap budaya lokal,” tambahnya.
Syahwaludin menyebutkan, olahraga tradisional seperti silat, memanah, dan berkuda bisa menjadi identitas khas Aceh jika dibina secara serius. Ia pun mengajak guru, tokoh agama, dan masyarakat untuk mengawal agar olahraga benar-benar menjadi media pembinaan generasi yang sehat, kuat, berakhlak, dan berkarakter Islami.
Dengan sikap ini, AGPAII Aceh Barat berharap pengembangan olahraga di Aceh tidak hanya berorientasi pada prestasi, tetapi juga sejalan dengan visi penerapan syariat Islam serta pelestarian budaya lokal. (*)
Discussion about this post