MEULABOH | BARATNEWS.CO – Dua tersangka berinisial IR (65) dan IF (51) terpaksa harus berhadapan dengan hukum. Kedua tersangka ini diduga melakukan perampasan tanah atau lahan kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Tengku Dirundeng Meulaboh.
Kapolres Aceh Barat AKBP Yhogi Hadisetiawan, melalui Kasat Reskrim Iptu Fahmi Suciandy, mengatakan kedua tersangka tersebut beserta barang bukti telah diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Aceh Barat.
“Penyerahan tersangka dan barang bukti, hari ini telah dilaksanakan oleh Unit Idik I Pidana Umum Sat Reskrim Polres Aceh Barat. Penyerahan karena berkas perkara sudah dinyatakan lengkap atau P-21, kita telah menyelesaikan penyidikan secara menyeluruh,” ujar Iptu Fahmi Suciandy di Meulaboh, Kamis (24/4/2025).
Iptu Fahmi menjelaskan kedua tersangka yaitu IR merupakan warga Desa Gampa, dan IF Warga Desa Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat. Lahan diduga diserobot kedua tersangka ini, berada di area Desa Gunong Kleng, Kecamatan Meureubo, tepatnya di kampus STAIN Tengku Dirundeng Meulaboh.
Berdasarkan bukti yang ditemukan, menurut Fahmi, kegiatan tersebut tercatat sebagai pelanggaran terhadap Pasal 385 Ayat (1) dan Ayat (4) dari KUHPidana. Jika terbukti bersalah, para tersangka terancam hukuman pidana maksimal kurungan penjara paling lama 4 tahun.
“Setelah pelimpahan tersangka dan barang bukti ini dilakukan, kejaksaan akan melanjutkan proses kasus tersebut hingga bisa dilimpahkan ke pengadilan,” ujarnya.
Kasat Reskrim Iptu Fahmi membeberkan persoalan kasus perampasan lahan STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh ini telah menimbulkan dampak buruk. Antaranya, terganggunya proses belajar mengajar.
Kemudian selain itu, terhambatnya pembangunan kampus setempat, hingga terdapat kekhawatiran terhadap orang-orang lain akan ikut menguasai lahan tersebut. “Untuk itu kami berharap proses hukum ini bisa berjalan lancar dan transparan,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post