PEKANBARU | BARATNEWS.CO – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus meluas di Provinsi Riau. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, api nyaris membakar 1.000 hektare lahan yang tersebar di 12 kabupaten/kota daerah tersebut.
Informasi dihimpun, puncak meluasnya Karhutla ini terjadi pada bulan Juli 2025. Sebelumnya, Gubernur Riau Abdul Wahid, telah menetapkan status kebencanaan di daerah itu menjadi status Siaga Darurat Karhutla sejak 27 Maret hingga 30 November 2025.
Mengacu pada data BPBD Riau, ke-12 kabupaten menjadi titik lokasi Karhutla, yaitu Rokan Hulu 229 hektare, Rokan Hilir 194 dan Kampar 184 hektare. Kemudian Siak 62 hektare, Meranti 54 dan Bengkalis 51 hektare. Selanjutnya, Dumai 49 hektare, Pekanbaru 30 hektare.
Sedangkan Indragiri Hilir dan Pelalawan 25 hektare, Indragiri Hulu 18 hektare dan Kuantan Singingi 3,5 hektare. Dari jumlah titik lokasi paling banyak kobaran api, ada di Rokan Hulu. Merujuk dalam data ini, Karhutla di Provinsi Riau nyaris menjadi 1.000 hektare.
Akibat kebakaran hutan dan lahan itu, informasi beredar dampak asapnya dirasakan sampai ke negara tetangga, Malaysia. Dasar dampak ini lah kemudian, Gubernur Abdul Wahid mengeluarkan imbauan sebagai daerah bersatus Siaga Darurat Karhutla ke Tanggap Darurat.

Bencana alam tersebut semakin meluas akibat tingginya kondisi musim kemarau panas di Provinsi Riau. Ditambah lagi rendahnya curah hujan sehingga meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan saat ini terdapat 135 titik panas di Provinsi Riau dengan sebaran tertinggi di wilayah Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Rokan Hilir.
Menurut dia, berdasarkan pantauan diperkirakan tingkat kemudahan terbakar wilayah Riau sangat tinggi pada 23-24 Juli, kemudian menurun pada 25-27 Juli dan kembali meningkat pada 29-31 Juli 2025.
“Kondisi ini berpotensi besar memicu peningkatan karhutla hingga awal Agustus mendatang,” papar Dwikorita pada Rapat Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Riau (23/7/2025) kemarin.
Untuk menyikapi kondisi ini dan mengatasi meluasnya Karhutla, BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sejak 21 Juli 2025, demi mengendalikan titik-titik api yang kian meningkat.
“BMKG mendukung penyusunan strategi OMC agar penyemaian awan dilakukan di wilayah yang memiliki potensi pertumbuhan awan secara optimal dan fokus menampung sebanyak mungkin air hujan pada lahan gambut. Dukungan data serta analisis meteorologi dan klimatologi merupakan kunci keberhasilan operasi ini,” ujarnya. (*)
Discussion about this post