BARATNEWS.CO – Genjatan senjata antara Israel dan Hamas dikabarkan akan mengakhiri perang genosida di Gaza. Berlakunya genjatan senjata dalam peperangan ini dimulai pada Minggu (19/01/2025).
Kabar genjatan senjata itu beredar setelah sidang kabinet Israel dilaksanakan pada Jumat (17/1/2025) waktu setempat.
Dalam sidang tersebut, kabinet Israel menyetujui untuk mengimplementasikan genjatan senjata di Gaza sekaligus pertukaran sandera.
Gencatan senjata terbagi dalam tiga fase. Pertama meliputi pertukaran sandera Hamas dan Palestina, penghentian serangan dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Pada fase kedua, di hari ke-16 genjatan senjata direncanakan perundingan mengakhiri perang.
Kemudian fase ketiga pemulangan jenazah dan sisa tubuh sandera hingga rekontruksi Gaza.
Menurut keterangan disampaikan Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilansir melalui AFP, Sabtu (18/1/2025), kabinet Israel akan mengakhiri ketidakpastian tentang perdamaian.
“Pemerintah juga sepakat tentang rencana pertukaran sandera,” kata Kantor Netanyahu.

Merangkum dari berbagai sumber, pernyataan dalam sidang kabinet itu menyebut genjatan senjata secara resmi dimulai pada Minggu (19/01), pukul 08:30 waktu setempat (06:30 GMT).
Dalam genjatan senjata ini, Kementerian Hukum Israel menyatakan 95 orang Palestina masuk daftar nama yang akan dibebaskan. Terdiri dari 16 pria, 69 perempuan dan 10 anak-anak.
Meski kabinet Israel menyetujui perjanjian genjatan senjata dengan Hamas, namun masih ada tiga menteri yang menentang perjanjian tersebut.
Berdasarkan laporan Radio Angkatan Darat Israel, tiga menteri yang menentang adalah Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, Menteri Kerjasama Regional David Amsalem, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.
Diketahui, perang genosida Israel-Hamas di Gaza sudah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Selama lebih kurang 460 hari itu, perang antar keduanya menewaskan 46.788 warga Palestina dan melukai 110.453 lainnya di Gaza. (*)
Discussion about this post