BANDA ACEH | BARATNEWS.CO – Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem menyatakan akan menghapus penggunaan sistem barcode MyPertamina di SPBU Aceh. Menurutnya, sistem barcode saat pengisian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi telah menyulitkan masyarakat.
Pernyataan tersebut disampaikan Mualem saat memberikan sambutan perdananya sebagai Gubernur Aceh setelah dilantik Mendagri Tito Karnavian dalam sidang paripurna di aula utama gedung DPR Aceh di Banda Aceh, pada Rabu (12/2/2025).
Dalam sambutannya didampingi wakilnya, yakni Fadhlullah alias Dek Fadh, mengaku komitmen untuk mensejahterakan rakyat Aceh. Salah satu pusat perhatiannya, yaitu meniadakan penggunaan barcode BBM bersubsidi.
“Kami ingin mensejahterakan rakyat, menyenangkan rakyat. Bukan menyusahkan rakyat,” katanya, sebagaimana disadur YouTube DPR Aceh.
Sistem barcode di setiap SPBU ini diketahui sudah berlaku sejak tahun 2022 lalu. Namun di masa jabatannya Mualem menginginkan barcode tidak dipergunakan lagi oleh seluruh masyarakat di Aceh.
“PR hari ini adalah semua SPBU di Aceh tidak istilah lagi ada barcode. Mohon digarisbawahi, siapa saja yang mau isi minyak (BBM) tetap terus. Karena tidak masalah lagi di masyarakat,” imbuhnya.
Mantan panglima Gerakan Aceh (GAM) ini lantas menjabarkan persoalan tersebut kepada Mendagri Tito Karnavian. Kata dia, penggunakan barcode Pertamina saat mengisi BBM bersubsidi di Aceh tidak bermanfaat.
Alih-alih Mualem pun bercerita, akibat adanya kebijakan sistem barcode itu, beberapa masyarakat hendak membakar SPBU di Aceh lantaran kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi.
“Bapak Mendagri dan Bapak Yusuf Kalla, ini suatu masalah. Di Aceh kadang-kadang orang mau bakar SPBU dengan barcode itu. Tapi saya pikir, saya lihat di lapangan (barcode) tidak ada makna sekalipun,” ujarnya.(*)
Discussion about this post