BARATNEWS.CO – Masuk di hari ke-11 update terkini kebakaran lahan terjadi di Los Angeles, negara bagian California, Amerika Serikat. Terhitung pada Sabtu (18/1/2025) sejak terjadinya kebakaran lahan di Los Angeles pada 7 Januari 2025 lalu, sejumlah wilayah lahan terbakar berhasil dipadamkan petugas.
Kebakaran lahan di Los Angeles ini berlangsung selama beberapa hari.
Kebakaran lahan tersebut terus menyebarkan api ke bagian kawasan lain hingga radius puluhan meter karena faktor kencangnya angin Santa Ana.
Kobaran api tidak hanya membakar 40.000 hektar tanah, melainkan juga meluluhlantakkan 12.000 bangunan di wilayah sempat.
Tak ayal bangunan rumah mewah masuk target dari kobaran api, termasuk rumah milik pesohor atau selebriti.
Dilansir dari berbagai sumber, api baru bisa dikendalikan oleh petugas pada Sabtu (11/1/2025).
Seusai mengendalikan kobaran api, petugas kemudian mulai mengevakuasi dan pendataan dampak kebakaran.
Korban jiwa meninggal dunia akibat kebakaran lahan di Los Angeles tercatat menjadi 27 orang per 16 Januari 2025.
Korban jiwa akibat kebakaran lahan di Los Angeles
Dikutip dari Kompas.com, menurut kantor pemeriksa medis, 17 kematian terjadi saat Kebakaran Eaton dan 10 lainnya di Kebakaran Palisades.
Luas kebakaran ini hampir tiga kali Pulau Manhattan atau kurang lebih setara dengan dua kali Kota Makassar di Sulawesi Selatan.
Dikutip dari New York Post, Rabu (15/1/2025), kebakaran hutan bermula di LA County dan dengan cepat menyebar ketika hembusan angin Santa Ana yang berkecepatan hingga 100 mph dari pegunungan mendorong kobaran api ke arah laut.
Angin inilah yang membawa api ke Los Angeles, melahap vegetasi kering, bangunan mewah, dan memicu beberapa kebakaran hutan terburuk dalam sejarah LA.
Kerugian diperkirakan capai Rp 4.500 triliun
Kebakaran yang berkobar di Los Angeles akan menjadi salah satu kebakaran termahal dalam sejarah Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari The New York Times, Kamis, AccuWeather memperkirakan kerugian ekonomi akibat kebakaran Los Angeles berada di angka 250 hingga 275 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.092 hingga Rp 4.500 triliun.
“Angin berkekuatan badai mengirimkan api yang melalap pemukiman yang dipenuhi dengan rumah-rumah bernilai jutaan dolar,” ujar kepala meteorologi AccuWeather, Jonathan Porter.
“Kehancuran yang ditinggalkan sangat memilukan, dan kerugian ekonominya sangat mengejutkan,” tambahnya.
Perhitungan ini melampaui perkiraan kerusakan dan kerugian ekonomi sebesar 210 miliar dollar AS atau sekitar Rp 3.437 triliun akibat Badai Sandy, yang menghantam New Jersey dan New York pada 2012.
Kerusakan dan kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan di Los Angeles juga telah melampaui Badai Harvey pada 2017, yaitu 230 miliar dollar AS atau sekitar Rp 3.765 triliun dan Badai Helene pada 2024 yang kerugiannya antara 225-250 miliar dollar AS atau sekitar Rp 3.683-Rp 4.092 triliun.
31 orang masih dalam pencarian
Dilansir dari LA Times, Jumat, Departemen Sheriff Kabupaten Los Angeles mengatakan bahwa 31 orang masih hilang.
Rinciannya, 24 orang hilang berasal dari kebakaran Eaton dan tujuh lainnya dari kebakaran Palisades.
Namun, penghitungan Departemen Kepolisian Los Angeles tentang mereka yang hilang dalam kebakaran Palisades sedikit berbeda. Mereka mengatakan, lima orang masih hilang bukan tujuh.
Para pejabat memperingatkan, jumlah orang yang masih hilang berarti bahwa jumlah korban tewas akibat kebakaran kemungkinan akan terus meningkat.
“Mereka sedang mencari dengan anjing pelacak dan mencoba untuk menemukan jenazah, sehingga kami, Anda tahu, dapat bertanggung jawab kepada keluarga yang kehilangan kerabat, dan melakukannya dengan cara yang paling terhormat,” kata Kepala Departemen Kepolisian Los Angeles, Jim McDonnell. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Kebakaran Los Angeles: 27 Tewas, 31 Orang Hilang, dan Kerugian Capai Rp 4.500 Triliun”
Discussion about this post