GAZA | BARATNEWS.CO – Upaya PBB untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza utara yang terkepung kembali digagalkan oleh otoritas Israel dalam dua hari terakhir, memperburuk krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung. Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengungkapkan bahwa enam misi bantuan yang direncanakan untuk mendistribusikan makanan dan air ke daerah-daerah yang sangat membutuhkan di Gaza utara, termasuk Jabalya, Beit Hanoun, dan Beit Lahiya, telah diblokir oleh Israel.
“Dua hari berturut-turut, otoritas Israel telah menggagalkan upaya kami untuk memberikan bantuan penyelamatan jiwa kepada warga sipil yang terkepung di Gaza utara,” kata Dujarric dalam konferensi pers pada hari Rabu, mengutip laporan dari Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).
Misi bantuan yang direncanakan bertujuan untuk membawa makanan, air, serta dukungan psikososial untuk anak-anak di wilayah-wilayah tersebut. Namun, pembatasan yang terus-menerus oleh Israel membuat upaya-upaya tersebut tidak dapat dilaksanakan. “Tiga misi yang direncanakan untuk kemarin bertujuan untuk membawa makanan dan air ke Jabalya, Beit Hanoun, dan Beit Lahiya. Hari ini, kami berencana untuk mengirimkan bantuan ke Beit Lahiya dan Jabalya, termasuk perlindungan dan dukungan psikososial untuk anak-anak di Jabalya,” kata Dujarric, menambahkan bahwa PBB telah mengajukan permintaan baru untuk akses pada hari Kamis.
Sejak dimulainya serangan darat Israel pada 27 Oktober 2023, Gaza utara telah berada di bawah blokade militer yang ketat, memperparah kelangkaan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar yang sudah parah sebelumnya. Kondisi ini menyebabkan penderitaan yang meluas, terutama di kalangan anak-anak dan orang lanjut usia.
Menurut otoritas kesehatan Palestina, hampir 43.700 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas akibat serangan berkelanjutan. Lebih dari 103.000 orang lainnya terluka dalam konflik ini. Sementara itu, meskipun ada resolusi dari Dewan Keamanan PBB yang mendesak gencatan senjata segera, serangan Israel terus berlanjut tanpa henti.
Selain itu, Israel juga dihadapkan pada penyelidikan kasus genosida di Mahkamah Internasional terkait serangan mematikan yang terjadi di Gaza. Kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut semakin memburuk, dengan ribuan warga sipil yang terancam kelaparan dan kehabisan kebutuhan dasar karena upaya bantuan terus diblokir. PBB tetap berkomitmen untuk melanjutkan misinya memberikan bantuan, meskipun menghadapi hambatan yang terus-menerus. Namun, tanpa akses yang memadai dan adanya pembatasan dari pihak Israel, penyelesaian krisis kemanusiaan ini masih sangat sulit dicapai.
Discussion about this post